Berikut ini adalah pola-pola bahasa hipnosis Milton. Sebagaimana telah dijelaskan di awal bahwa pola ini adalah conversational hypnosis atau gaya permissive. Milton model sendiri terbagi menjadi dua: Yaitu Inverse meta model dan Addtional Milton Model. Pola bahasa hipnotik yang akan dibahas dibawah ini adalah distortions, generalisations, deletions.
- Distortions
- Pembacaan Pikiran (mind reading): Mengklaim diri seakan-akan mengetahui pikiran orang lain tanpa harus tahu bagaimana mengetahui pengetahuan itu. Tujuannya untuk meningkatkan kredibilitas seorang. Keywordnya adalah ‘saya tahu’ dengan diikuti kata yang samar, umum dan benar agar tidak disebut sok tau orang yang mendengarkan.
- Lost Performative: Ketika seseorang berbicara tentang kepercayaan pribadi, tapi menyajikannya seolah-olah itu adalah kebenaran Orang lain kemudian menerimanya sebagai opini yang benar tanpa menyebutkan sumber yang jelas siapa yang mengucapkannya karena tidak diberikan subjek pengucap. Hal ini seperti klise dan retorika zaman baru yang "semua orang" tahu itu benar adanya. Hindari kalimat ‘menurut saya’ dan sejenisnya.
- Causal Modelling & Linkage: Menyiratkan bahwa satu hal dapat menyebabkan yang lain. X menyebabkan Y. Tujuannnya adalah untuk meningkatkan ke masukakalan suatu pesan dengan membentuk hubungan sebab akibat. Kata kunci yang dipakai adalah: dan, sementara, sambil. saat, sehingga, semakin-semakin, menghasilkan, menyebabkan, karena–maka, mensyaratkan, mengakibatkan dan lain-lain
- Complex Equivalent: Menyamakan dua hal seakan-akan setara dan saling keterkaitan atau satu hal berarti hal lain. Dua pernyataan yang memiliki dua makna disamakan sebagai sinonim atau dianggap sama. Jika dianggap sama artinya juga memiliki arti yang sama. X = Y atau X bermakna Y. Maknakan X menuju ke arah sugesti Y yang anda inginkan. Tujuannya adalah untuk mengarahkan makna suatu hal. Kata kuncinya yaitu: berarti, artinya, sama saja, hal itu menunjukkan, maknanya, jadi.
- Presupposition: Merupakan bahasa equivalensi yang membuat orang dapat berasumsi bahwa statement itu sudah benar (bahasa persepsi). Statement diasumsikan benar melebihi dari statement itu sendiri. Statement itu bersifat unconsciously sehingga diterima sebagai kebenaran dan pendengar akan melakukannya jika hal itu benar. Ada 29 macam presuppositions yang bisa dipraktekkan. Secara spesifik dibahas dalam buku Advanced Language Patterns Mastery[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar